Liabilitas Jangka panjang

LIABILITAS JANGKA PANJANG
Karakteristik Liabilitas
Defenisi
Dalam  laporan keuangan posisi keuangan(neraca) yang diklasifikasikan(classified statement of financial position), liabilitas dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
Liabilitas Jangka Pendek Versus Jangka Panjang
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek jika :
1.      Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya
2.      Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3.      Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau
4.      Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode palaporan
Defenisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) instrument Keuangan Penyajian adalah setiap liabilitas yang berupa :
1.      Kewajiban Kontraktual
a.       Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b.      Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitias lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut
2.      Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu ;
a.    Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b.  Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.
Contoh 12.1 Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan
PT. Alam menjual opsi yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk menjual kepada PT Alam saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari PT Alam mempunyai kewajiban kontraktual untuk membeli saham PT Brilian Rp.1.000 per lembar jik pemegang saham memegang opsi meng-exercise opsinya. Hal ini menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan PT Alam karena pemegang opsi akan meng-exercise opsi tersebut jika harga pasar saham PT Brilian lebih rendah dari Rp.1.000 per lembar, oleh karena PT Alam dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan maka opsi tersebut adalah liabilitas keuangan derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi. Disisi lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membeli saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari. Dengan adanya opsi tersebut memberikan PT Alam hak kontraktual untuk membeli saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000  dan hak tersebut akan di- exercise PT Alam jika harga saham lebih tinggi dari Rp.1.000 pada akhir periode 120 hari, Karena kondisi tersebut adalah kondisi yang menguntungkan bagi PT Alam. PT Alam mempunyai potensi untuk mendapatkan keuangan jika entitas meng-exercise opsi tersebut, sehingga opsi tersebut merupakan aset keuangan derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi.
Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas
PSAK 50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk membedakan antara liabilitas keuangan dan intrumen ekuitas. Defenisi instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Untuk menentukan apakah intrumen keuangan merupakan liabilitas keuangan atas instrumen ekuitas, maka instrument tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi berikut terpenuhi.
1.      Insturmen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
a.       Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b.      Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
2.      Jika intrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tesebut merupakan:
a.    Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk  menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b.    Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuits yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan kewajiban yang timbul pada saat likuidasi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.
Berikut adalah beberapa contoh sebagai ilustrasi.
1.      Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan (mandatorily redeemable preferred stock) dan mempunyai pembayaran dividen tetap.
2.      Saham preferen dengan pembayaran dividen terkait dengan saham biasa
Pembayaran dividen saham preferen hanya akan dilakukan jika perusahaan membayar dividen untuk saham biasa. Oleh karena tidak ada kewajiban kontraktual untuk membayar dividen maupun kewajiban kontraktual untuk melunasi pokok, maka saham preferen tersebut adalah ekuitas.
3.      Obligasi tanpa bunga (zero coupon band)
Walaupun tidak terdapat kewajiban untuk membayar bunga secara berskala, namun obligasi tanpa bunga tersebut mengharuskan penerbitnya untuk melakukan pembayaran pokok utang pada saat jatuh tempo.
Sebagai pengecualian atas definisi liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki semua fitur berikut.
1.      Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset bersih entitas pada saat likuiditas entitas. Aset bersih entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua klaim atas aset tersebut. Bagian prorate ditentukan oleh :
a.       Membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit dengan jumlah yang sama dan
b.      Mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.
2.      Instrument berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya. Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen
a.       Tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuiditas dan
b.      Tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain
3.      Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang identik misalnya : instrumen tersebut harus dapat dijual kembali dan rumus atau metode lain yang digunakan menghitung harga pembelian kembali
4.      Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen dan menerima kas atau aset keuangan lain
5.      Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi
Suatu instrumen mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian prorate aset bersih hanya pada saat likuidasi dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut:
1.      Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk bagian prorate aset bersih entitas dalam hal likuidasi entitas. Suatu bagian prorate ditentukan dengan:
a.       Membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang sama dan
b.      Mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan
2.      Berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut instrumen :
a.       Tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuidasi dan
b.      Tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok instrumen  yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lain.
3.      Instrumen merupakan subordinat dari kelompok lain harus memiliki kewajiban kontraktual.
PENGAKUAN AWAL DAN PENGUKURAN
Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :
1.      Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2.      Liabilitas lainnya
Liabilitas diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Liabilitas yang diakui pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas jangka pendek sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka panjang. Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat suku bunga pasar (market interest rate/effective interest rate) sedangkan untuk mrnghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon (coupon rate/stated interest rate).
PENERBITAN OBLIGASI
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon     Liabilitas dijual pada harga premium
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon      Liabilitas dijual pada harga nominal
Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon      Liabilitas dijual pada harga diskon
Contoh 12.2 Penerbitan Obligasi
Pada tanggal 1 januari 2015 PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.100.000.000 dan ringkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2020. PVIF anuitas = 8.1109 dan PVIF single sum = 0.6756
            Harga obligasi
            Nilai sekarang dari pokok utang :
                        Rp.100.000.000 x 0.6756                               = Rp.67.500.000
            Nilai sekarang dari bunga :
                        (Rp. 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8.1109      = Rp. 40.554.000
            Total                                                                               Rp.  108.114.000
            Obligasi djual pada harga premium,
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
Rp.108.114.000
-
Utang Obligasi
-
Rp. 100.000.000
Premium Obligasi
-
Rp. 8.114.000
PENERBITAN WESEL BAYAR
Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama yaitu wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun bunga)
Penerbit Secara Tunai
Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan nilai kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.
Contoh 12.3 Penerbitas Wesel Bayar – Tunai
PT. Doha menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp.100.000.000 yang akan jatuh tempo 3 tahun yang akan datang PT Doha menerima Rp.86.383.760.
Rp.100.000.000 / (1 + i)3 = Rp.86.383.760.
i= 5% , tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.
Penerbitan Secara Non- tunai
Wesel bayar dicatat sebesar nilai wajar barang/ jasa tersebut atau nilai kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar. Jika nilai tersebut berbeda dengan nilai nominal wesel bayar, maka entitas mencatat diskonto atau premium.
Contoh 12.4 Penerbitan Wesel Bayar – Non Tunai
PT Milu membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp..126.000.000. dan menerbitkan wesel bayar atas pembelian tersebut, wesel bayar tersebut mempunyai nilai nominal Rp.150.000.000. tanpa bunga dan jangka wakltu 3 tahun
Keterangan
Debit
Kredit
Mesin
Rp.126.000.000
-
Diskon Wesel Bayar
Rp.24.000.000
-
Wesel Bayar
-
Rp. 150.000.000
Penerbitan Secara Tunai dan Hak Tertentu
Sebagai kompensasidari tingkat bunga tersebut entitas memberikan hak tertentu kepada pembeli wesel bayar misalnya entitas setuju menjual barang dagangan ke pembeli dengan harga yang lebih murah dari harga jual normal barang tersebut. Entitas harus mengakui selisih (diskonto) antara kas yang diterima dan nilai kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di muka.
Contoh 12.5 Penerbitan Wesel Bayar – Tunai dan Hak Tertentu
PT Kapuas menerbitkan wesel bayar tidak berbunga jangka waktu 3 tahun dengan nilai nominal Rp.200.000.000 kepada PT. Banjar. Entitas menerima kas sebesar Rp.200.000.000. dari penerbitan tersebut tingkat bunga pasar untuk wesel yang sejenis adalah 8%. Entitas setuju untuk menjual barang dagangan senilai Rp.750.000.000. dengan harga jual normal barang tersebut.
            Nilai kini wesel bayar = Rp.200.000.000 / (i + 8%)3 = Rp. 158.766.448.
            Diskonto wesel bayar = Rp.200.000.000. – Rp.158.766.448 = Rp.41.233.552.
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
Rp.200.000.000
-
Diskonto Wesel Bayar
Rp.41.233.552
-
Wesel Bayar
-
Rp. 200.000.000
Pendapatan DDM
-
Rp.41.233.552
Diskonto diamortisasi menggunakan tingkat bunga 8% sedangakan pendapatan dibayar dimuka diamortisasi proposional berdasarkan penjualan barang dagang.  Jika pada tahun pertama PT. Banjar membeli barang dagangan dari PT.Kapuas senilai Rp.250.000.000. maka penjualan yang diakui di tahun pertama sebesar Rp.13.744.517 (Rp..41233.552  x  250/750) dan amortisasi diskonto sebesar Rp.3.298.684 (Rp.41.233.552 x 8%)
Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah :
Keterangan
Debit
Kredit
Pendapatan DDM
Rp.13.744.517
-
Penjualan
Rp.13.744.517
Beban bunga
Rp. 3.298.684
-
Diskonto Wesel Bayar
-
Rp. 3.298.684
Instrumen Keuangan Majemuk
Instrumen Keuangan Majemuk adalah instrumen keuangan yang mempunyai komponen liabilitas dan komponen ekuitas. Contoh : dari instrumen keuangan majemuk adalah obligasi konversi. Menerbitkan obligasi konversi secara substansi sama dengan menerbitkan obligasi nonkonversi dan opsi untuk membeli saham.
Contoh 12.6 Obligasi Konversi
Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar olbigasi konversi dengan nilai nominal Rp.100.000/ lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut adalah 5 tahun dan tingkat bunga sebesar 8 % . nilai wajar dari obligasi yang serupa tanpa elemen konversi adalah Rp.460.000.000. pada tanggal 1 Maret 2015. PT Kartika harus memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen liabilitas dan komponen ekuitas sebagai berikut :
            Nilai obligasi koversi (5.000 x Rp.100.000)               Rp.500.000.000
            Nilai wajar komponen liabilitas                                   Rp.460.000.000
            Nilai komponen ekuitas                                              Rp.40.000.000
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
Pengukuran liabilitas jangka panjang setelah pengakuan awal adalah menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Premium yang timbul pada saat pengakuan awal diamortisasi selama jangka waktu liabilitas jangak panjang menurunkan (meningkatkan) beban bunga yang diakui sehingga total beban bunga mencerminkan suku bunga efektif
Contoh 12.7 Perhitungan Amortisasi
Melanjutkan pada contoh 12.2 untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta beban bunga dan jumlah amortisasi premium tiap preiode, maka perlu dibuat table amortisasi sebagai berikut:
Tabel 12.1 Tabel Amortisasi
Periode
(1)
(2)
(3)
(4)
Nilai tercatat
Bunga Dibayar
Beban bunga
Amortisasi premium
Premium Belum Diamortisasi
10% x 6/12 x Rp.100.000.000
8% x 6/12 x Nilai Tercatat
(1)- (2)
(4) – (3)
(nilai nominal + (4))
1 jan2015
8.114.000
108.114.000
1 juli2015
5.000.000
4.324.560
657.440
7.438.560
107.438.560
1 jan2016
5.000.000
4.297.542
702.458
6.736.102
106.36.102
1 juli2016
5.000.000
4.269.444
730.556
6.005.546
106.005.546
1 jan2017
5.000.000
4.240.222
759.778
5.245.768
105.245.768
1 juli2017
5.000.000
4.209.831
790.169
4.455.599
104.455.599
1 jan2018
5.000.000
4.178.224
821.776
3.633.823
103.633.823
1 juli2018
5.000.000
4.145.353
854.647
2.779.176
102.779.176
1 jan2019
5.000.000
4.111.167
888.833
1.890343
101.890.343
1 juli2019
5.000.000
4.075.614
924.386
965.957
100.965.957
1 jan2020
5.000.000
4.034.043
965.957
0
100.000.000
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
1 juli 2015
Beban Bunga
4.324.560
-
Premium Utang Obligasi
675.440
-
kas
-
5.000.000
31 Des 2015
Beban Bunga
4.297.542
-
Premium Utang Obligasi
702.458
-
              utang Bunga
-
5.000.000
Liabilitas  jangka panjang diatas dapat diterbitkan di antara tanggal pembayaran bunga. Pada pembayaran bunga berikutnya pembeli akan menerima pembayaran bunga penuh.
Contoh 12.8 Penerbitan Obligasi – di Antara Tanggal Pembayaran Bunga
Pada tanggal 1 april 2015 PT Rinjani menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.500.000.000 obligasi tersebut tertanggal 1 januari 2015 dan jatuh tempo 1 januari 2025. Tingkat suku bunga kupon obligasi adalah 6% dengan bunga terutang tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6% (sama dengan tingkat bunga kupon). Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan liabilitas adalah sebesr Rp.7.500.000 (6% x Rp.500.000.000 x 3/12 ).
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
1 april 2015
Kas
507.500.000
-
Utang Obligasi
-
500.000.000
Beban Bunga
-
7.500.000
Beban bunga yang diakui pada tanggal 1 juli 2015 adalah sebesar Rp.15.000.000 (6% x Rp.500.000.000 x 6/12 )
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
1 juli 2012
Beban Bunga
15.000.000
-
Kas
-
15.000.000
PENGEHENTIAN PENGAKUAN
Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan kedaluwarsa
Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut dengan membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang, atau jasa lainnya)
Contoh 12.9 Penghentian Pengakuan
PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000.000 kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban terkait pinjaman bank tersebut. Perusahaan memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan  menyerahkan proporti milik perusahaan dengan nilai pasar Rp.900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat property tersebut di pembukuan perusahaan sebesar Rp.940.000.000
            Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar Rp.1.000.000.000 dikurangi nilai wajar property Rp.900.000.000 yaitu Rp.100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari pelepasan properti sebesar selisih nilai wajar dan nilai tercatat properti yaitu rugi sebesar Rp.40.000.000.
Keterangan
Debit
Kredit
Utang Bank
1.000.000.000
-
Kerugian Pelepasan Properti
40.000.000
-
Properti
-
940.000.000
Keuntungan Pelunasan Utang Bank
-
100.000.000
Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan, maka entitias mengalokasikan nilai tercatat dari liabilitas keuangan berdasarkan nilai relatifnya pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya.
Contoh 12.10 Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas Kuangan
PT Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 januari 2015 dengan nilai par Rp.500.000.000. tingkat bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun. Bunga terutang semesteran tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi tersebut dijual pada nilai par-nya. Perusahaan mengeluarkan biaya penerbitan sebesar Rp.10.000.000.
Tabel 12.2 Tabel Amortisasi – Penghentian Pengakuan Sebagian
Tanggal
Pembayaran bunga
Beban Bunga
Nilai Tercatat
1 Januari 2015
490.000.000
30 Juni 2015
25.000.000
23.761.973
491.238.027
31 Desember 2015
25.000.000
23.822.009
492.416.018
30 Juni 2016
25.000.000
23.879.135
493.536.883
31 Desember 2016
25.000.000
23.933.490
494.603.393
30 Juni 2017
25.000.000
23.985.209
495.618.184
31 Desember 2017
25.000.000
24.034.420
496.583.764
30 Juni 2018
25.000.000
24.081.245
497.502.520
31 Desember 2018
25.000.000
24.125.799
498.376.721
30 Juni 2019
25.000.000
24.168.192
499.208.529
31 Desember 2019
25.000.000
24.208.530
500.000.000
Pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang beredar pasar dengan harga Rp.246.000.000. nilai tercatat bagian dari obligasi tersebut pada tanggal penarikan adalah Rp.248.291.882. (50% x Rp.496.583.764). keuntungan yang timbul dari pelunasan tersebut adalah Rp.248.291.882 – Rp.246.000.000 = Rp.2.291.882
Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Apabila pertukaran tersebut terjadi dengan persyaratan yang berbeda secara substansial maka pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru. Apabila nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat baru, termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda paling tidak 10% dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari liabilitas keuangan semula.
Contoh 12.11 Modifikasi Persyaratan Ulang – Substansial
PT Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama beberapa tahun terakhir PT Siprus mempunyai utang dari Bank Independen sebesar Rp.2000.000.000. dengan tingkat bunga 6% dengan jangka waktu jatuh tempo 5 tahun. Tidak terdapat diskonto atau premium terkait uang tersebut PT Siprus juga mempunyai utang bunga sebesar Rp.120.000.000 ke Bank Independen setuju untuk merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu perusahaan agar tidak mengalami kebangkrutan modifikasi utang yang disetujui dari restrukrisasi tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5% pokok pinjaman dikurangi menjadi Rp.1.800.000.000. dan utang bunga yang ada dihapuskan
            Nilai kini utang lama adalah :                                                            
            Nilai pokok utang awal                                                           Rp.    2.000.000.000.
            Utang bunga yang ada                                                                        Rp. .    120.000.000
            Total                                                                                        Rp.     2.120.000.000
Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka waktu 5 tahun)
            Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 6%.5  )                        Rp. 1.345.064.711
            Bunga (Rp.1.800.000.000. x 5% x PVIF 6%.5 )                 Rp.   379.112.741
            Total                                                                                        Rp.1.724.177.452
Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp.2.120.000.000 –Rp.1.724.177.452 = Rp.395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai kini utang lama. Karena perbedaannya lebih dari 10% maka restrukturisasi utang tersebut memenuhi kriteria untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan mengakui utang baru. Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014). Harus diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut dihitung dengan mengacu ke tingkat bunga pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila pada saat restrukturisasi tingkat bunga yang berlaku adalah 10% maka nilai kini dari utang baru adalah :
            Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF10%.5 )                   Rp.1.117.658.382
            Bunga ( Rp.1.800.000.000 x 5% x PVIF10%.5 )                        Rp.   341.170.809
            Total                                                                                        Rp.1.458.829.191
Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp.341.170.809 (Rp.1.800.000.000 – Rp.1.458.829.191) dan keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp.66.170.809 (Rp.2.120.000.000 utang lama – Rp.1.458.829.191  utang baru).
Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru tersebut adalah
Keterangan
Debit
Kredit
Utang Bank (lama)
2.000.000.000
-
Utang Bunga
120.000.000
-
Diskonto Utang Bank(baru)
341.170.809
-
Utang Bank (baru)
-
1.800.000.000
Keuntungan dari restrukturisasi
-
66.170.809
Contoh 12.12 Mofikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial
PT Fista meminjamkan Rp.2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada tanggal 1 Januari 2015. Tingkat bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun. Perusahaan menanggung biaya terkait pinjaman tersebut sebesar Rp.100.000.000 pada tanggal perusahaan memperoleh pinjaman tersebut, perusahaan mencatat utang sebesar nilai kas bersih yang diterima yaitu Rp.1.900.000.000. tingkat bunga efektif dari pinjaman tersebut adalah 10,9706% sebagaimana ditunjukkan dalam table berikut.
Tabel 12.3 Tabel Amortisasi Memodifikasi Persyaratan Utang – Substansial
Tanggal
Pembayaran bunga
Beban Bunga
Nilai Tercatat
1 Januari 2015
1.900.000.000
31 Desember 2015
200.000.000
208.441.140
1.908.441.140
31 Desember 2016
200.000.000
209.367.183
1.917.808.323
31 Desember 2017
200.000.000
210.394.818
1.928.203.141
31 Desember 2018
200.000.000
211.535.190
1.939.738.332
31 Desember 2019
200.000.000
212.800.668
1.952.539.000
31 Desember 2020
200.000.000
214.204.977
1.966.743.977
31 Desember 2021
200.000.000
215.763.346
1.982.507.323
31 Desember 2022
200.000.000
217.492.677
2.000.000.000
Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, pada tahun 2019 perusahaan mengajukan restrukturisasi utangnya. Bank Bersahabat menyetujui beberapa modifikasi utang yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020 yaitu tingkat bunga diturunkan menjadi 9% pokok utang berkurang menjadi Rp.1.900.000.000 jatuh tempo diperpanjang menjadi 31 Desember 2016. Terkait restrukturisasi tersebut perusahaan harus membayar biaya renegoisasi sebesar Rp.25.000.000. pada tanggal restrukturisasi nilai kini dari utang perusahaan adalah Rp.1.952.539.000, sedangkan nilai kini dari utang berdasarkan restrukturisasi adalah sebagai berikut.
            Fee                                                                                          Rp.25.000.000.
            Pokok pinjaman (Rp.1.900.000.000 x PVIF10,9706%.5 )               Rp.1.129.052.657
            Bunga (Rp.1.900.000.000 x 9% x PVIF10,9706%.5 )                     Rp.632.466.294                    
                        Total                                                                                        Rp.1.786.518.951
Berikut adalah perhitungan penyesuian tersebut yang berdasarkan penyesuaian tersebut tingkat bunga efektif menjadi 8,4433%
Tabel 12.4 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial
Tanggal
Pembayaran bunga dari Pokok
Beban Bunga
Nilai Kini
Nilai kini utang lama
1.966.743.977
Fee
(25.000.000)
1 Januari 2020
1.941.743.977
31 Desember 2020
171.000.000
163.947.078
1.934.691.055
31 Desember 2021
171.000.000
163.351.580
1.927.042.635
31 Desember 2022
171.000.000
162.705.801
1.918.748.436
31 Desember 2023
171.000.000
162.005.498
1.909.753.934
31 Desember 2024
2.071.000.000
161.246.066
0
Pengungkapan
PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk instrumen keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang adalah :
1.      Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap bris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2.      Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
3.      Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
4.      Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh tempo
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang :
            Debt to equity ratio =  Total Utang
                                                Total Ekuitas
Debt to equity ratio = =  Total Utang
                                                    Total Aset
Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah Times Interest Earned :
 Times Interest Earned =     Laba Sebelum Bunga dan Pajak
                                            Beban Bunga     
Rasio ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban bunga, yang mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Liabilitas jangka pendek,provisi,kontijesi (PSAK 57)

Menghitung dan mencatat utang wesel