Liabilitas Jangka panjang
LIABILITAS
JANGKA PANJANG
Karakteristik
Liabilitas
Defenisi
Dalam laporan keuangan posisi keuangan(neraca) yang
diklasifikasikan(classified statement of financial position), liabilitas
dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
Liabilitas
Jangka Pendek Versus Jangka Panjang
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan
Keuangan, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek jika :
liabilitas jangka pendek jika :
1. Entitas
mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normalnya
2. Entitas
memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Liabilitas
tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan atau
4. Entitas
tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode palaporan
Defenisi liabilitas
keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi
2014) instrument Keuangan Penyajian adalah setiap liabilitas yang berupa :
1. Kewajiban
Kontraktual
a. Untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitias lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut
2. Kontrak
yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas dan merupakan suatu ;
a. Nonderivatif
di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang
bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b. Derivatif
yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas.
Contoh
12.1 Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan
PT. Alam menjual opsi
yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk menjual kepada PT Alam
saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari
PT Alam mempunyai kewajiban kontraktual untuk membeli saham PT Brilian Rp.1.000
per lembar jik pemegang saham memegang opsi meng-exercise opsinya. Hal ini
menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan PT Alam karena pemegang
opsi akan meng-exercise opsi tersebut jika harga pasar saham PT Brilian lebih
rendah dari Rp.1.000 per lembar, oleh karena PT Alam dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan maka opsi tersebut adalah liabilitas keuangan
derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi. Disisi
lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membeli saham PT Brilian dengan harga
Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari. Dengan adanya opsi tersebut
memberikan PT Alam hak kontraktual untuk membeli saham PT Brilian dengan harga
Rp.1.000 dan hak tersebut akan di-
exercise PT Alam jika harga saham lebih tinggi dari Rp.1.000 pada akhir periode
120 hari, Karena kondisi tersebut adalah kondisi yang menguntungkan bagi PT
Alam. PT Alam mempunyai potensi untuk mendapatkan keuangan jika entitas
meng-exercise opsi tersebut, sehingga opsi tersebut merupakan aset keuangan derivative
sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi.
Liabilitas
Keuangan versus Instrumen Ekuitas
PSAK
50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk
membedakan antara liabilitas keuangan dan intrumen ekuitas. Defenisi instrumen
ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Untuk menentukan apakah
intrumen keuangan merupakan liabilitas keuangan atas instrumen ekuitas, maka
instrument tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua
kondisi berikut terpenuhi.
1. Insturmen tersebut tidak memiliki
kewajiban kontraktual :
a. Untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
2.
Jika
intrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas, instrumen tesebut merupakan:
a. Nonderivatif
yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b. Derivatif
yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau
aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuits yang diterbitkan entitas tidak
termasuk puttable instruments dan kewajiban yang timbul pada saat likuidasi
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak
untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di
masa yang akan datang.
Berikut
adalah beberapa contoh sebagai ilustrasi.
1. Saham
preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham tersebut dengan
harga yang telah ditetapkan (mandatorily redeemable preferred stock) dan
mempunyai pembayaran dividen tetap.
2. Saham
preferen dengan pembayaran dividen terkait dengan saham biasa
Pembayaran dividen saham preferen hanya
akan dilakukan jika perusahaan membayar dividen untuk saham biasa. Oleh karena
tidak ada kewajiban kontraktual untuk membayar dividen maupun kewajiban
kontraktual untuk melunasi pokok, maka saham preferen tersebut adalah ekuitas.
3. Obligasi
tanpa bunga (zero coupon band)
Walaupun tidak terdapat kewajiban untuk membayar
bunga secara berskala, namun obligasi tanpa bunga tersebut mengharuskan
penerbitnya untuk melakukan pembayaran pokok utang pada saat jatuh tempo.
Sebagai
pengecualian atas definisi liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup
kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki semua
fitur berikut.
1. Memberikan
hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset bersih entitas pada saat
likuiditas entitas. Aset bersih entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi
semua klaim atas aset tersebut. Bagian prorate ditentukan oleh :
a. Membagi
aset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit dengan jumlah yang
sama dan
b. Mengalikan
jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.
2. Instrument
berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok
instrumen lainnya. Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen
a. Tidak
memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat
likuiditas dan
b. Tidak
perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok instrumen
yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain
3. Seluruh
instrumen keuangan dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang identik misalnya :
instrumen tersebut harus dapat dijual kembali dan rumus atau metode lain yang
digunakan menghitung harga pembelian kembali
4. Selain
kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen
dan menerima kas atau aset keuangan lain
5. Jumlah
arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur instrumen
didasarkan secara substansial pada laba rugi
Suatu instrumen
mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada
entitas lain bagian prorate aset bersih hanya pada saat likuidasi dikategorikan
sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut:
1. Entitas
memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk bagian prorate aset bersih
entitas dalam hal likuidasi entitas. Suatu bagian prorate ditentukan dengan:
a. Membagi
aset bersih entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang sama dan
b. Mengalikan
jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen
keuangan
2. Berada
pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen
lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut instrumen :
a. Tidak
memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat
likuidasi dan
b. Tidak
perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok
instrumen yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrumen lain.
3. Instrumen
merupakan subordinat dari kelompok lain harus memiliki kewajiban kontraktual.
PENGAKUAN
AWAL DAN PENGUKURAN
Terdapat 2 (dua)
klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :
1. Liabilitas
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Liabilitas
lainnya
Liabilitas
diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Liabilitas yang
diakui pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas jangka pendek
sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan liabilitas jangka pendek atau
liabilitas jangka panjang. Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat suku
bunga pasar (market interest rate/effective interest rate) sedangkan untuk
mrnghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon (coupon rate/stated interest
rate).
PENERBITAN
OBLIGASI
Harga wajar liabilitas
(harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Apabila harga jual lebih
tinggi dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium sedangkan
apabila harga jual lebih rendah dari nominal maka dijual dengan diskon.
Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan
tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat
bunga kupon Liabilitas dijual pada harga premium
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat
bunga kupon Liabilitas dijual pada harga nominal
Tingkat suku bunga efektif > Tingkat
bunga kupon Liabilitas dijual pada harga diskon
Contoh 12.2 Penerbitan Obligasi
Pada tanggal 1
januari 2015 PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.100.000.000
dan ringkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 januari dan
1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada
tanggal 1 januari 2020. PVIF anuitas = 8.1109 dan PVIF single sum = 0.6756
Harga obligasi
Nilai sekarang dari pokok utang :
Rp.100.000.000 x 0.6756 = Rp.67.500.000
Nilai sekarang dari bunga :
(Rp. 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8.1109 = Rp. 40.554.000
Total Rp.
108.114.000
Obligasi djual pada harga premium,
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
Rp.108.114.000
|
-
|
Utang Obligasi
|
-
|
Rp. 100.000.000
|
Premium Obligasi
|
-
|
Rp. 8.114.000
|
PENERBITAN
WESEL BAYAR
Perlakuan akuntansi
untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama yaitu wesel bayar dinilai
sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun
bunga)
Penerbit
Secara Tunai
Tingkat bunga yang akan
digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan
nilai kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat
ini.
Contoh
12.3 Penerbitas Wesel Bayar – Tunai
PT. Doha
menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp.100.000.000 yang akan jatuh
tempo 3 tahun yang akan datang PT Doha menerima Rp.86.383.760.
Rp.100.000.000 /
(1 + i)3 = Rp.86.383.760.
i= 5% , tingkat
bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.
Penerbitan Secara Non- tunai
Wesel bayar
dicatat sebesar nilai wajar barang/ jasa tersebut atau nilai kini dari wesel
bayar menggunakan tingkat bunga pasar. Jika nilai tersebut berbeda dengan nilai
nominal wesel bayar, maka entitas mencatat diskonto atau premium.
Contoh 12.4 Penerbitan Wesel Bayar – Non
Tunai
PT Milu membeli
mesin yang mempunyai nilai pasar Rp..126.000.000. dan menerbitkan wesel bayar
atas pembelian tersebut, wesel bayar tersebut mempunyai nilai nominal
Rp.150.000.000. tanpa bunga dan jangka wakltu 3 tahun
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Mesin
|
Rp.126.000.000
|
-
|
Diskon
Wesel Bayar
|
Rp.24.000.000
|
-
|
Wesel
Bayar
|
-
|
Rp. 150.000.000
|
Penerbitan Secara Tunai dan Hak Tertentu
Sebagai
kompensasidari tingkat bunga tersebut entitas memberikan hak tertentu kepada
pembeli wesel bayar misalnya entitas setuju menjual barang dagangan ke pembeli
dengan harga yang lebih murah dari harga jual normal barang tersebut. Entitas
harus mengakui selisih (diskonto) antara kas yang diterima dan nilai kini dari
wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di
muka.
Contoh 12.5 Penerbitan Wesel Bayar –
Tunai dan Hak Tertentu
PT Kapuas menerbitkan
wesel bayar tidak berbunga jangka waktu 3 tahun dengan nilai nominal
Rp.200.000.000 kepada PT. Banjar. Entitas menerima kas sebesar Rp.200.000.000.
dari penerbitan tersebut tingkat bunga pasar untuk wesel yang sejenis adalah
8%. Entitas setuju untuk menjual barang dagangan senilai Rp.750.000.000. dengan
harga jual normal barang tersebut.
Nilai
kini wesel bayar = Rp.200.000.000 / (i + 8%)3 = Rp. 158.766.448.
Diskonto
wesel bayar = Rp.200.000.000. – Rp.158.766.448 = Rp.41.233.552.
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
Rp.200.000.000
|
-
|
Diskonto
Wesel Bayar
|
Rp.41.233.552
|
-
|
Wesel
Bayar
|
-
|
Rp. 200.000.000
|
Pendapatan
DDM
|
-
|
Rp.41.233.552
|
Diskonto
diamortisasi menggunakan tingkat bunga 8% sedangakan pendapatan dibayar dimuka
diamortisasi proposional berdasarkan penjualan barang dagang. Jika pada tahun pertama PT. Banjar membeli
barang dagangan dari PT.Kapuas senilai Rp.250.000.000. maka penjualan yang
diakui di tahun pertama sebesar Rp.13.744.517 (Rp..41233.552 x
250/750) dan amortisasi diskonto sebesar Rp.3.298.684 (Rp.41.233.552 x
8%)
Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah :
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Pendapatan
DDM
|
Rp.13.744.517
|
-
|
Penjualan
|
Rp.13.744.517
|
|
Beban
bunga
|
Rp. 3.298.684
|
-
|
Diskonto
Wesel Bayar
|
-
|
Rp. 3.298.684
|
Instrumen
Keuangan Majemuk
Instrumen Keuangan
Majemuk adalah instrumen keuangan yang mempunyai komponen liabilitas dan
komponen ekuitas. Contoh : dari instrumen keuangan majemuk adalah obligasi
konversi. Menerbitkan obligasi konversi secara substansi sama dengan
menerbitkan obligasi nonkonversi dan opsi untuk membeli saham.
Contoh
12.6 Obligasi Konversi
Pada tanggal 1 Maret
2015 PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar olbigasi konversi dengan nilai nominal
Rp.100.000/ lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut adalah 5 tahun
dan tingkat bunga sebesar 8 % . nilai wajar dari obligasi yang serupa tanpa
elemen konversi adalah Rp.460.000.000. pada tanggal 1 Maret 2015. PT Kartika
harus memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen liabilitas dan
komponen ekuitas sebagai berikut :
Nilai obligasi koversi (5.000 x Rp.100.000) Rp.500.000.000
Nilai wajar komponen liabilitas Rp.460.000.000
Nilai komponen ekuitas Rp.40.000.000
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
Pengukuran liabilitas
jangka panjang setelah pengakuan awal adalah menggunakan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Premium yang timbul
pada saat pengakuan awal diamortisasi selama jangka waktu liabilitas jangak
panjang menurunkan (meningkatkan) beban bunga yang diakui sehingga total beban
bunga mencerminkan suku bunga efektif
Contoh
12.7 Perhitungan Amortisasi
Melanjutkan pada contoh
12.2 untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta beban bunga dan
jumlah amortisasi premium tiap preiode, maka perlu dibuat table amortisasi
sebagai berikut:
Tabel 12.1 Tabel Amortisasi
Periode
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Nilai tercatat
|
Bunga Dibayar
|
Beban bunga
|
Amortisasi
premium
|
Premium Belum
Diamortisasi
|
||
10% x 6/12 x Rp.100.000.000
|
8% x 6/12 x Nilai
Tercatat
|
(1)- (2)
|
(4) – (3)
|
(nilai nominal
+ (4))
|
|
1 jan2015
|
8.114.000
|
108.114.000
|
|||
1 juli2015
|
5.000.000
|
4.324.560
|
657.440
|
7.438.560
|
107.438.560
|
1 jan2016
|
5.000.000
|
4.297.542
|
702.458
|
6.736.102
|
106.36.102
|
1 juli2016
|
5.000.000
|
4.269.444
|
730.556
|
6.005.546
|
106.005.546
|
1 jan2017
|
5.000.000
|
4.240.222
|
759.778
|
5.245.768
|
105.245.768
|
1 juli2017
|
5.000.000
|
4.209.831
|
790.169
|
4.455.599
|
104.455.599
|
1 jan2018
|
5.000.000
|
4.178.224
|
821.776
|
3.633.823
|
103.633.823
|
1 juli2018
|
5.000.000
|
4.145.353
|
854.647
|
2.779.176
|
102.779.176
|
1 jan2019
|
5.000.000
|
4.111.167
|
888.833
|
1.890343
|
101.890.343
|
1 juli2019
|
5.000.000
|
4.075.614
|
924.386
|
965.957
|
100.965.957
|
1 jan2020
|
5.000.000
|
4.034.043
|
965.957
|
0
|
100.000.000
|
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
1
juli 2015
|
Beban
Bunga
|
4.324.560
|
-
|
Premium
Utang Obligasi
|
675.440
|
-
|
|
kas
|
-
|
5.000.000
|
|
31
Des 2015
|
Beban
Bunga
|
4.297.542
|
-
|
Premium
Utang Obligasi
|
702.458
|
-
|
|
utang Bunga
|
-
|
5.000.000
|
Liabilitas
jangka panjang diatas dapat diterbitkan
di antara tanggal pembayaran bunga. Pada pembayaran bunga berikutnya pembeli
akan menerima pembayaran bunga penuh.
Contoh 12.8 Penerbitan Obligasi – di
Antara Tanggal Pembayaran Bunga
Pada tanggal 1
april 2015 PT Rinjani menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.500.000.000
obligasi tersebut tertanggal 1 januari 2015 dan jatuh tempo 1 januari 2025.
Tingkat suku bunga kupon obligasi adalah 6% dengan bunga terutang tiap tanggal
1 januari dan 1 juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6% (sama dengan tingkat
bunga kupon). Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan
tanggal penerbitan liabilitas adalah sebesr Rp.7.500.000 (6% x Rp.500.000.000 x
3/12 ).
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
1
april 2015
|
Kas
|
507.500.000
|
-
|
Utang
Obligasi
|
-
|
500.000.000
|
|
Beban
Bunga
|
-
|
7.500.000
|
Beban bunga yang diakui pada tanggal 1
juli 2015 adalah sebesar Rp.15.000.000 (6% x Rp.500.000.000 x 6/12 )
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
1
juli 2012
|
Beban
Bunga
|
15.000.000
|
-
|
Kas
|
-
|
15.000.000
|
PENGEHENTIAN
PENGAKUAN
Entitas
menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan kedaluwarsa
Penghentian
Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian
Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut
dengan membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang, atau
jasa lainnya)
Contoh 12.9 Penghentian
Pengakuan
PT
Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000.000 kesulitan keuangan yang
dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban terkait
pinjaman bank tersebut. Perusahaan memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan
bank dan berhasil memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan menyerahkan proporti milik perusahaan dengan
nilai pasar Rp.900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat
property tersebut di pembukuan perusahaan sebesar Rp.940.000.000
Keuntungan yang diakui perusahaan
dari pelunasan tersebut sebesar Rp.1.000.000.000 dikurangi nilai wajar property
Rp.900.000.000 yaitu Rp.100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari
pelepasan properti sebesar selisih nilai wajar dan nilai tercatat properti
yaitu rugi sebesar Rp.40.000.000.
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Utang
Bank
|
1.000.000.000
|
-
|
Kerugian
Pelepasan Properti
|
40.000.000
|
-
|
Properti
|
-
|
940.000.000
|
Keuntungan
Pelunasan Utang Bank
|
-
|
100.000.000
|
Jika
entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan,
maka entitias mengalokasikan nilai tercatat dari liabilitas keuangan
berdasarkan nilai relatifnya pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya.
Contoh 12.10
Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas Kuangan
PT
Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 januari 2015 dengan nilai par
Rp.500.000.000. tingkat bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun. Bunga terutang
semesteran tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi tersebut dijual pada
nilai par-nya. Perusahaan mengeluarkan biaya penerbitan sebesar Rp.10.000.000.
Tabel 12.2 Tabel Amortisasi –
Penghentian Pengakuan Sebagian
Tanggal
|
Pembayaran
bunga
|
Beban
Bunga
|
Nilai
Tercatat
|
1
Januari 2015
|
490.000.000
|
||
30
Juni 2015
|
25.000.000
|
23.761.973
|
491.238.027
|
31
Desember 2015
|
25.000.000
|
23.822.009
|
492.416.018
|
30
Juni 2016
|
25.000.000
|
23.879.135
|
493.536.883
|
31
Desember 2016
|
25.000.000
|
23.933.490
|
494.603.393
|
30
Juni 2017
|
25.000.000
|
23.985.209
|
495.618.184
|
31 Desember 2017
|
25.000.000
|
24.034.420
|
496.583.764
|
30
Juni 2018
|
25.000.000
|
24.081.245
|
497.502.520
|
31
Desember 2018
|
25.000.000
|
24.125.799
|
498.376.721
|
30
Juni 2019
|
25.000.000
|
24.168.192
|
499.208.529
|
31
Desember 2019
|
25.000.000
|
24.208.530
|
500.000.000
|
Pada tanggal 1
Januari 2018 perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang beredar pasar
dengan harga Rp.246.000.000. nilai tercatat bagian dari obligasi tersebut pada
tanggal penarikan adalah Rp.248.291.882. (50% x Rp.496.583.764). keuntungan
yang timbul dari pelunasan tersebut adalah Rp.248.291.882 – Rp.246.000.000 =
Rp.2.291.882
Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Apabila
pertukaran tersebut terjadi dengan persyaratan yang berbeda secara substansial
maka pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan
pengakuan liabilitas keuangan baru. Apabila nilai kini arus kas yang didiskonto
berdasarkan syarat-syarat baru, termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah
dikurangi fee yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal,
berbeda paling tidak 10% dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang
berasal dari liabilitas keuangan semula.
Contoh
12.11 Modifikasi Persyaratan Ulang – Substansial
PT Siprus sedang
mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama beberapa tahun
terakhir PT Siprus mempunyai utang dari Bank Independen sebesar
Rp.2000.000.000. dengan tingkat bunga 6% dengan jangka waktu jatuh tempo 5
tahun. Tidak terdapat diskonto atau premium terkait uang tersebut PT Siprus
juga mempunyai utang bunga sebesar Rp.120.000.000 ke Bank Independen setuju
untuk merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu perusahaan agar tidak
mengalami kebangkrutan modifikasi utang yang disetujui dari restrukrisasi
tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5% pokok pinjaman dikurangi
menjadi Rp.1.800.000.000. dan utang bunga yang ada dihapuskan
Nilai kini utang lama adalah :
Nilai pokok utang awal Rp. 2.000.000.000.
Utang bunga yang ada Rp.
. 120.000.000
Total Rp. 2.120.000.000
Nilai kini utang
berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka waktu 5 tahun)
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 6%.5
) Rp.
1.345.064.711
Bunga (Rp.1.800.000.000. x 5% x PVIF 6%.5
) Rp. 379.112.741
Total Rp.1.724.177.452
Perbedaan antara nilai
kini utang lama dan utang baru = Rp.2.120.000.000 –Rp.1.724.177.452 =
Rp.395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai kini utang lama.
Karena perbedaannya lebih dari 10% maka restrukturisasi utang tersebut memenuhi
kriteria untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan mengakui utang baru.
Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014). Harus diakui sebesar
nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut dihitung dengan mengacu ke tingkat
bunga pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila pada saat restrukturisasi
tingkat bunga yang berlaku adalah 10% maka nilai kini dari utang baru adalah :
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF10%.5
)
Rp.1.117.658.382
Bunga ( Rp.1.800.000.000 x 5% x PVIF10%.5
)
Rp. 341.170.809
Total Rp.1.458.829.191
Diskonto dari utang
baru berarti sebesar Rp.341.170.809 (Rp.1.800.000.000 – Rp.1.458.829.191) dan
keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp.66.170.809 (Rp.2.120.000.000
utang lama – Rp.1.458.829.191 utang
baru).
Ayat jurnal untuk
mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru tersebut adalah
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Utang
Bank (lama)
|
2.000.000.000
|
-
|
Utang
Bunga
|
120.000.000
|
-
|
Diskonto
Utang Bank(baru)
|
341.170.809
|
-
|
Utang Bank (baru)
|
-
|
1.800.000.000
|
Keuntungan dari restrukturisasi
|
-
|
66.170.809
|
Contoh
12.12 Mofikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial
PT Fista meminjamkan
Rp.2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada tanggal 1 Januari 2015. Tingkat
bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun. Perusahaan menanggung
biaya terkait pinjaman tersebut sebesar Rp.100.000.000 pada tanggal perusahaan
memperoleh pinjaman tersebut, perusahaan mencatat utang sebesar nilai kas
bersih yang diterima yaitu Rp.1.900.000.000. tingkat bunga efektif dari
pinjaman tersebut adalah 10,9706% sebagaimana ditunjukkan dalam table berikut.
Tabel
12.3 Tabel Amortisasi Memodifikasi Persyaratan Utang – Substansial
Tanggal
|
Pembayaran
bunga
|
Beban
Bunga
|
Nilai
Tercatat
|
1
Januari 2015
|
1.900.000.000
|
||
31
Desember 2015
|
200.000.000
|
208.441.140
|
1.908.441.140
|
31
Desember 2016
|
200.000.000
|
209.367.183
|
1.917.808.323
|
31
Desember 2017
|
200.000.000
|
210.394.818
|
1.928.203.141
|
31
Desember 2018
|
200.000.000
|
211.535.190
|
1.939.738.332
|
31 Desember 2019
|
200.000.000
|
212.800.668
|
1.952.539.000
|
31
Desember 2020
|
200.000.000
|
214.204.977
|
1.966.743.977
|
31
Desember 2021
|
200.000.000
|
215.763.346
|
1.982.507.323
|
31
Desember 2022
|
200.000.000
|
217.492.677
|
2.000.000.000
|
Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi
perusahaan, pada tahun 2019 perusahaan mengajukan restrukturisasi utangnya.
Bank Bersahabat menyetujui beberapa modifikasi utang yang mulai berlaku efektif
tanggal 1 Januari 2020 yaitu tingkat bunga diturunkan menjadi 9% pokok utang
berkurang menjadi Rp.1.900.000.000 jatuh tempo diperpanjang menjadi 31 Desember
2016. Terkait restrukturisasi tersebut perusahaan harus membayar biaya
renegoisasi sebesar Rp.25.000.000. pada tanggal restrukturisasi nilai kini dari
utang perusahaan adalah Rp.1.952.539.000, sedangkan nilai kini dari utang
berdasarkan restrukturisasi adalah sebagai berikut.
Fee
Rp.25.000.000.
Pokok
pinjaman (Rp.1.900.000.000 x PVIF10,9706%.5 ) Rp.1.129.052.657
Bunga (Rp.1.900.000.000 x 9% x PVIF10,9706%.5
) Rp.632.466.294
Total
Rp.1.786.518.951
Berikut adalah perhitungan penyesuian tersebut yang
berdasarkan penyesuaian tersebut tingkat bunga efektif menjadi 8,4433%
Tabel
12.4 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial
Tanggal
|
Pembayaran
bunga dari Pokok
|
Beban
Bunga
|
Nilai
Kini
|
Nilai
kini utang lama
|
1.966.743.977
|
||
Fee
|
(25.000.000)
|
||
1
Januari 2020
|
1.941.743.977
|
||
31
Desember 2020
|
171.000.000
|
163.947.078
|
1.934.691.055
|
31
Desember 2021
|
171.000.000
|
163.351.580
|
1.927.042.635
|
31
Desember 2022
|
171.000.000
|
162.705.801
|
1.918.748.436
|
31
Desember 2023
|
171.000.000
|
162.005.498
|
1.909.753.934
|
31
Desember 2024
|
2.071.000.000
|
161.246.066
|
0
|
Pengungkapan
PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan mengatur
dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk instrumen keuangan. Beberapa
persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang adalah :
1. Menyediakan
informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap bris pos
liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. Nilai
tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
3. Mengungkapkan
dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
4. Analisis
jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh
tempo
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
Rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka
panjang :
Debt to equity
ratio = Total Utang
Total
Ekuitas
Debt
to equity ratio = =
Total Utang
Total Aset
Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang
jangka panjang.
Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang
adalah Times Interest Earned :
Times
Interest Earned = Laba Sebelum Bunga
dan Pajak
Beban Bunga
Rasio
ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban bunga, yang
mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.
Komentar
Posting Komentar