Prinsip Dasar Akutansi
Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi merupakan suatu hal atau prinsip yang mendasari
bagaimana cara atau darimana proses akuntansi yang pada dasarnya adalah
suatu proses pencatatan hingga pembuatan laporan keuangan harus
dilakukan, supaya proses akuntansi dapat berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Beberapa macam prinsip akuntansi, di antaranya yaitu:
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) merupakan prinsip
akuntansi dimana perusahaan, lembaga, atau organisasi diwajibkan untuk
melaporkan serta mencatat besarnya aktiva dan pasiva yang dimiliki
sesuai dengan harga akuisisi yang berlaku. Oleh sebab itu prinsip ini
dikenal dengan nama prinsip biaya historis, karena pada prinsip ini
digunakan pencatatan harga perolehan dalam mencatat aktiva, modal,
biaya, dan utang.
Harga perolehan yang dimaksud di sini adalah merupakan harga pertukaran
yang menyangkut aktiva, modal, biaya, utang, serta transaksi-transaksi
lainnya dimana pertukaran tersebut telah disepakati atau disetujui oleh
kedua belah pihak yang bersangkutan. Namun, pada transaksi atas harga
perolehan ini haruslah dilakukan oleh kedua belah pihak yang bebas.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) merupakan
pendapatan atau aliran dana yang masuk dari hasil penukaran barang/jasa
oleh perusahaan atau badan usaha dalam satu periode yang telah
ditentukan. Prinsip ini biasanya diakui sebagai pendapatan ketika sudah
direalisasikan, dengan terjadinya peristiwa penukaran barang/jasa
tersebut. Untuk mengukur besarnya pendapatan yang diperoleh dari hasil
penukaran tersebut, dapat dilihat dari besarnya jumlah kas yang telah
diterima dari hasil transaksi yang dilakukan kedua belah pihak yang
bebas.
Pendapatan ini diakui ketika transaksi berlangsung atau terjadi. Pada
saat terjadinya transaksi, akan dapat dipastikan seberapa besar
pendapatan yang akan diterima. Pendapatan yang termasuk ke dalam
pengakuan pendapatan ini di antaranya adalah pendapatan sewa, pendapatan
dari laba penjualan, dan pendapatan lainnya. Namun ada pengecualian
yang membuat pendapat tidak termasuk ke dalam pengakuan pendapatan,
yaitu pada saat proses produksi, pada saat kas diterima, dan pada saat
proses produksi telah selesai.
Prinsip Penandingan (Matching Principle)
Pada prinsip penandingan (matching principle) berguna sebagai penentu
besar kecilnya jumlah pendapatan atau penghasilan bersih untuk setiap
periodenya. Prinsip ini membuat perbandingan antara pendapatan dengan
biaya sehingga diperoleh jumlah pendapatan tersebut. Biaya yang
dibandingkan tersebut merupakan biaya langsung yang digunakan untuk
mendapatkan perolehan pendapatan. Biaya ini dapat dibandingkan apabila
dapat diterapkan secara rasional atau masuk akal. Karena pembebanan
biaya tergantung dari pengakuan pendapatan yang diperoleh, maka biaya
dan pendapatan tersebut harus dibandingkan.
Namun ada beberapa kesulitan dalam menerapkan prinsip ini, yakni ketika
terdapat beberapa biaya yang kejelasannya kurang akurat atau tidak
diketahui, maka akan ada kesulitan dalam membandingkan biaya-biaya
tersebut dengan pendapatan. Akan tetapi hal ini tidaklah menjadi masalah
yang besar karena biaya-biaya tersebut dapat dibebankan ke periode saat
keluarnya biaya tersebut.
Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Pada prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) ini,
biasanya dipakai atau digunakan ketika informasi disajikan dan dijadikan
sebagai bahan pengambilan keputusan. Oleh karena itu sajian informasi
keuangan dapat dinilai layak untuk dijadikan bahan pengambilan
keputusan, pada saat telah disajikan.
Sajian informasi yang dijadikan bahan pengambilan keputusan ini
merupakan suatu rangkaian transaksi yang telah disusun rapi menjadi
sebuah laporan keuangan. Ketika laporan keuangan disusun, banyak sekali
data-data transaksi yang terjadi dalam satu periode maka tidak semua
nama-nama rekening tercantum ke dalam laporan keuangan, oleh karena itu
dicatatlah sebagain rekening-rekening tersebut kedalam footnote (catatan
kaki).
Prinsip Konsistensi (Concistency Principle)
Prinsip konsistensi (concistency principle) merupakan prinsip
konsistensi dalam akuntansi yang harus diterapkan dengan tujuan
melakukan perbandingan antara laporan keuangan periode sekarang dengan
periode pada tahun sebelumnya, supaya metode-metode keuangan dapat
diterapkan secara konsisten pada periode berikutnya.
Namun dalam prinsip ini bukan berarti melarang untuk menerapkan cara
lain atau adanya perubahan metode dalam suatu periode, akan tetapi
apabila terjadi perubahan metode maka harus ada keterangan atau
kejelasan mengenai penerapan metode baru tersebut. Hal ini dilakukan
supaya tidak ada kesalahpahaman dalam penggunaan dua metode yang
berbeda, dan dapat dilihat adanya perbedaan antara periode yang satu
dengan periode yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar